Model Anggraeni
Gadis cantik
jelita ini penampilannya
tidaklah kalah dengan gadis-
gadis lainnya, terbukti dalam kontes itu dia terpilih sebagai
juara favorit. Baju-baju yang
dikenakan Anggraeni selalu
modis, dengan mengambil
ukuran baju yang body fit
atau ketat sehingga menonjolkan keindahan
lekuk-lekuk tubuh
Anggraeni, dada yang
menonjol pinggulnya yang
ramping serta pantatnya yang
padat menambah nilai tersendiri bagi keindahan
tubuh gadis ini. Wajahnya yang putih bersih
selalu dipoles dengan
kosmetik sehingga nampak
semakin cantik apalagi
ditambah dengan senyuman
yang selalu tersungging ramah dari bibirnya yang
sensual itu, Anggraeni bukan
saja seorang gadis yang cantik
tetapi juga ramah.
Hari ini
Anggraeni memenuhi
tawaran Frans, seorang photografer, yang kemarin
menghubunginya untuk
pemotretan model sebuah
baju karya seseorang
perancang busana. Sebetulnya
Anggraeni agak malas untuk memenuhi panggilan itu
karena dia masih memiliki
kegiatan lainnya yang
setumpuk. Namun kebetulan
jadwal pemotretan yang
ditawarkan itu adalah pagi hari maka setelah dipikir-pikir
tidak ada salahnya untuk
memenuhi panggilan sang
photografer itu, thoh juga
itung-itung untuk menambah
pengalaman dan pergaulan pikirnya. Singkat cerita, sampailah sang
putri ini ditempat pemotretan
yaitu sebuah rumah besar
yang terletak disebuah
kawasan antara Jakarta dan
Bogor. Areal disekitar rumah itu agak sepi dan jauh dari
keramaian, mungkin sebagai
seseorang yang berjiwa seni
Frans memerlukan tempat
tinggal yang tenang seperti ini
pikir Anggraeni. Setelah memarkirkan mobil sedannya
Anggraeni memasuki halaman
rumah tersebut, tak lama
kemudian keluarlah sosok
lelaki bertubuh tinggi besar,
kepalanya plontos wajahnya dengan wajah khas orang
chinesse. “Ah ini dia Putri
Indonesia yang pertama kali
berjilbab, selamat datang….”,
sambut lelaki itu. Dengan
senyum ramah dia kemudian memperkenalkan dirinya
“Perkenalkan saya Frans alias
Aliong, kamu boleh panggil
saya Frans atau Aliong…”, ujar
lelaki itu dengan tersenyum. “Saya Anggraeni….”, balas
Anggraeni sambil
menjulurkan tangannya
untuk bersalaman. “Oouuhh…
cantik nian kamu Anggraeni…
tanganmupun mulus sekali”, ujar Frans sambil menyambut
uluran tangan Anggraeni.
Dan…“CUP….” sebuah kecupan
bibir Frans tiba-tiba mendarat
dipunggung tangan
Anggraeni, membuat Anggraeni agak terkejut
karena baru kali ini
diperlakukan bak seorang
putri dari daratan eropah.
“Mari silahkan masuk” Frans
mempersilahkan Anggraeni memasuki rumah sang
fotographer itu. Sesampainya
didalam Anggraeni tertegun
melihat suasanya didalam
rumah itu, ruangannya besar-
besar namun gelap dan sepi, seperti rumah yang tidak
berpenghuni. “Pemotretannya
dimana mas…”, Tanya
Anggraeni. “Mari kita
kedalam…”, ajak Frans
mempersilahkan Anggraeni berjalan melalui lorong-lorong
gelap didalam rumah tersebut.
“Gimana tawaran
pembayarannya ?”, Tanya
Frans sambil berjalan
memandu Anggraeni. “ Masih 500.0000 rupiah pershot
kan ?”, balas Anggraeni. “Iya…iya…kamu akan saya
ambil 5 shot aja koq dan
masih ada tip-nya, jadi jumlah
yang akan kamu terima nanti
akan lebih banyak dari jumlah
yang kamu perhitungkan”, jawab Frans sambil
tersenyum melirik Anggraeni.
Dan tibalah mereka disebuah
ruangan dibagian belakang
rumah tersebut, ruangan
tersebut nampaknya sudah di set-up untuk pemotretan.
Ukurannya tidak terlalu luas
hanya sebesar 10 x 10 meter
dan terdapat sebuah sofa
besar untuk sarana
pemotretan dan sebuah bilik untuk berganti baju. “Ini dia
studio pemotretannya,
silahkan masuk Anggraeni”.
“Terimakasih mas… Tapi
pemotretannya jangan lama-
lama yah mas soalnya aku mau ada interview dengan
majalah Femina”, ujar
Anggraeni. “Beres…semua
udah diatur”, balas Frans. ”
Nah, Anggraeni ini baju yang
musti kamu kenakan untuk pemotretan ini”, ujar Frans
sambil menyodorkan sebuah gaun panjang. “Bajunya cuman ini aja mas
dan saya ngga perlu di make-
up lagi mas ?” Tanya
Anggraeni. “Nda perlu…wajah
kamu udah cantik koq, nda
perlu make-up lagi, baju untuk pemotretan ya cuma
itu aja” ujar Frans. “Sekarang
kamu silahkan ganti baju
diruangan itu” Frans
menunjuk satu bilik kecil
didalam ruangan itu. Beberapa menit kemudian Anggraeni
keluar dengan busana panjang
berwarna merah tua
dipadukan dengan jilbab
merah muda. Bahannya
terbuat dari sutera tipis dan ukurannya ketat menjadikan
tubuh Anggraenipun terlihat
sexy. “Waw cantik sekali….”,
Frans terpesona dengan
kemolekan tubuh Anggraeni.
“Duduk di sofa itu”, perintah Frans sambil menutup pintu
kamar pemotretan itu. “Koq
sendirian aja sih mas ?”, Tanya
Anggraeni Frans hanya diam
saja, dia nampak sibuk
menyetel kameranya “Ok mulai berpose….”, Dan kilatan-
kilatan blits mulai memancar
didalam ruang itu mengiringi
pemotretan Frans, Anggraeni
pun berganti-ganti gaya diatas
sofa itu. Tidak ada setengah jam, pemotretanpun usai.
“Selasai…!” Frans
mengacungkan jempolnya.
“Hihihi…engga terasa udah
selesai ya mas….”, ucap
Anggraeni sambil bangkit dari sofa. “Tunggu dulu, jangan
bergerak dari sofa”, ujar Frans
Wajah Frans tiba-tiba berubah
menjadi serius, digantinya
kamera yang menggantung di
treeport dengan sebuah handycam. Kemudian Frans
bersiul beberapa kali seperti
memberi tanda sesuatu.
“Lho…ada apa lagi mas…? Koq
masang handycam segala ?”
Tanya Anggraeni yang mulai kebingungan. “Masih ada satu
lagi yang ingin gue ambil dari
kamu”, kata Frans.
Anggraenipun terkejut sambil
bertanya “Apa mas…?”.
“Sebuah adegan….yang bakal membuat kamu lebih terkenal
daripada sekedar putri-putri-
an”, balas Frans sambil
memasukkan film didalam
hadycamnya. Belum lagi
hilang rasa bingung didalam diri Anggraeni tiba-tiba
masuklah beberapa orang
lelaki kedalam ruangan itu.
“Ah ini dia, jagoan-jagoan
kita…” ujar Frans sambil
tersenyum. “Anggraeni, perkenalkan ini lawan main
kamu didalam adegan nanti. Yang tinggi besar berambut
botak ini namanya Ayung,
yang kurus dan berambut
gondrong ini namanya Anang
dan yang berbadan tegap dan
kekar ini namanya Zola”. “Siapa mereka ? mau apa
mereka ? mas mau adegan apa
lagi ?” Tanya Anggraeni yang
mulai gugup melihat suasana
yang tidak menguntungkan
itu. “Anggraeni, gue sebenarnya mau bikin Blue
Film alian BF alias Bokep dan
kamu adalah pemeran
utamanya !”, Frans
menjelaskan. Sontak
penjelasan Frans ini membuat diri Anggraeni bagai
tersambar petir, dia mulai
sadar bahwa dirinya telah
dijebak oleh Frans. “Tenang…
tenang kamu tetap akan kami
bayar Anggraeni, tapi setelah film ini laku…” lanjut Frans.
“Themanya tergantung dari
kamu…kalo kamu rela
bersedia disyuting kita bisa
pilih tema perselingkuhan
saja, sepeti antara bos dan karyawannya. Tetapi…kalo kamu menolak
syuting ini, yaaah…terpaksa
mau tidak mau thema yang
aku pilih adalah
PEMERKOSAAN…hahahaha….”.
Wajah Anggraeni nampak menjadi pucat pasi, hatinya
menjadi ciut, aliran darahnya
serasa berhenti mendengar
penjelasan Frans tadi. “Tidak…
tidak…aku tidak sudi….!!”,
teriak Anggraeni sambil bangkit dari sofa seraya
berlari menuju pintu untuk
meninggalkan ruangan itu.
Namun belum lagi tangan
Anggraeni menyentuh handle
pintu tiba-tiba sebuah tangan kekar dan besar milik Zola
dengan cekatan memegang
tangan Anggraeni.
“Ahh..lepaskan…lepaskan
aku…kalian bajingan setan
semua !!!”, Anggraeni menjerit-jerit sambil berontak
mencoba melepaskan
tangannya dari cengkraman
tangan Zola. “AHA…jelaslas
sudah berarti thema film kita
adalah PEMERKOSAAN !”, teriak Frans sambil
menghidupkan handycamnya. “Kita langsung mulai saja
pengambilan gambarnya…”.
“Action….mulai !!!!”, perintah
Frans sambil menghidupkan
kameranya dan mengarahkan
ke adegan Zola yang tengah meringkus Anggraeni. “Hebat
sungguh hebat,…kejadiannya
sangat alami…benar-benar ini
akan menjadi sebuah filem
pemerkosaan yang hebat”,
ujar Frans sambil terus membidikkan kamerannya
kearah pergumulan antara
Zola dan Anggraeni.
“Lepaskan…lepaskan saya….”,
teriak Anggraeni sambil
meronta-ronta. Tubuh Anggraeni diseret ketengah
ruangan oleh Zola serta Anang
yang kemudian datang
membantu. Anggraeni tiada
henti meronta-ronta dan
berteriak menyumpah- nyumpah serapah namun dua
orang lelaki kekar itu dengan
mudah mematahkan
perlawanan Anggraeni.
“Tenang sayangku….kamu
akan jadi terkenal”, ujar Anang sambil menyeret
Anggraeni. Kemudian Zola dan Anang
meletakkan tubuh Anggraeni
ke sofa, Anang yang
mengambil posisi dibelakang
sofa memegangi kedua
tangan Anggraeni dengan kuat. Sementara Zola
memegangi kedua kaki
Anggraeni. Ayung, sang lelaki
botak yang sedari tadi hanya
mengamati kejadian
diruangan itu dengan senyum- senyum simpul mulai
melepaskan pakaiannya
hingga telanjang bulat.
Bentuk tubuh lelaki berusia
40-an ini jelek sekali sejelek
roman mukanya. Ayung adalah seorang sex maniak
sejati. Perutnya buncit
badannya penuh dengan
tatto, dan yang mengerikan
dia memiliki sebuah penis
yang berukuran besar yang sepertinya sangat terlatih
didalam mengaduk-aduk
lubang kemaluan wanita.
Perlahan-lahan dihampirinya
tubuh Anggraeni yang
meronta-ronta ketakutan, Anggraeni sangat menyadari
akan apa-apa yang bakal
terjadi terhadap dirinya. “J…ja..ngan paakk…
jjangann..perkosaa
saya…”,pinta Anggraeni
dengan suara yang tergetar.
Apalah arti dari permintaan
itu, dihadapan para lelaki yang telah kerasukan setan itu
Anggraeni ibaratnya hanyalah
seonggok daging mentah
yang siap dimangsa oleh
anjing-anjing budukan yang
kelaparan. Dengan santai tangan Ayung menjamah
tubuh Anggraeni, diremasnya
kedua buah payudara
Anggraeni. seketika tubuh
Anggraeni menggeliat sebagai
tanda penolakan atas perlakuan lelaki kurang ajar
ini. Tangan-tangan Ayung
mulai melucuti pakaian
Anggraeni, gaun panjang
yang dikenakan Anggraeni
sangatlah mudah untuk dilepas bagai menguliti buah
pisang saja. Sekali tarik saja
gaun yang melilit ditubuh
Anggraeni itu terlucuti.
“Waaahh…indah sekali
tubuhmu sayang…”, bisik Ayung sambil menyeringai. Diberinya kesempatan kepada
Frans untuk membidikkan
kamera hendycam-nya
keseluruh tubuh Anggraeni
yang hanya dibalut bh dan
celana dalam warna putih serta jilbab yang masih
menutupi rambutnya.
Airmata mulai meleleh
membasahi wajah ayu
Anggraeni keringat dingin
mengucur deras membasahi tubuhnya yang indah itu.
Ketegangan dan kengerian
luar biasa menyelimuti sang
juara favorit Putri Indonesia
ini. Matanya terpejam erat
tubuhnya bergetar disaat kembali tangan-tangan
Ayung menyentuh tubuhnya.
Tangan trampil Ayung
kemudian beraksi kembali
dengan melepaskan bh yang
dikenakan Anggraeni. Sesaat kemudian apa yang ada
didada Aninda menjadi pusat
perhatian dari para lelaki itu,
mereka pun berdesah kagum
atas keindahan dua gundukan
buah dada Aninda itu. Ukurannya tidak besar tetapi
proporsional dengan tubuh
Aninda dan kencang. Dengan
tangan-tangan kasarnya
diraihnya kedua gundukan
payudara itu oleh Ayung. Diusap-usap dan diremas-
remas….dengan sesekali
dipilin-pilinnya kedua puting
yang berwarna merah muda
itu. Karuan saja ini membuat
tubuh Anggraeni menggeliat- geliat, mulutnya sesekali
menganga mengeluarkan
desahan-desahan. Puas
mempermainkan payudara
Anggraeni kedua tangan
Ayung merayap turun kearah pinggung dan akhirnya
dengan sekali tarikan dia
melorotkan celana dalam
putih Anggraeni. Suasana
diruangan itupun semakin
erotis, empat pasang mata kembali terbelalak tertuju ke
sebuah gundukan indah di
selangkangan sang putri.
Sebuah kemaluan wanita
yang benar-benar terawat,
bersih dengan susunan rambut kemaluan yang berjajar rapih
mengelilingi liang
kemaluannya. Anggraeni
terisak-isak menangis
tubuhnya seolah pasrah
menerima keadaan namun matanya masih terpejam erat.
“Oh sang putri
cantik….,beberapa hari yang
lalu aku lihat engkau berdiri
tegar disebuah panggung
pemilihan Putri Indonesia. Aku masih ingat kau
mengucapkan bahwa kau
adalah satu-satunya Putri
Indonesia yang berjilbab. Aku
sangat mengagumimu, tak
kusangka kini kau berada didepanku….aku siap
mewujudkan impianku untuk
menikmati tubuhmu”, ujar
Ayung sambil mengusap-usap
kemaluan Anggraeni.
“Ja..jangann…pakkk… ammpunnn…jangann…”, pinta
Anggraeni sambil menagis.
Tiba-tiba tubuh Anggraeni
mengejang…mulutnya
menganga seperti mengucap
huruf A, rupanya jari tengah Ayung bagai cacing tanah
menyeruak masuk kedalam
bibir vagina Anggraeni.
“Aaaahhhh…..”, Anggraeni
menjerit ketika jari tengah
Ayung itu mulai menusuk- nusuk kemaluannya,
tubuhnya menggeliat-geliat
bagai cacing kepanasan
sementara keringatnya terus
mengucur deras membasahi
tubuhnya yang masih memancarkan harum
wewangian bunga melati itu.
CEP…CEP…CEP…begitulah suara
yang keluar dari
selangkangan Anggraeni
akibat dari cairan kewanitaan Anggraeni yang dengan
derasnya mengucur keluar
akibat dikobel-kobel oleh jari
tengan Ayung. Mata Anggraeni terpejam
begitu pula dengan mulutnya
yang tertutup rapat berusaha
menahan rintihan-rintihan
yang akan keluar dari
mulutnya. Berdasarkan pengalaman Ayung, inilah
cara yang sering dipakai
Ayung untuk menguras
tenaga dari sang gadis pada
saat memperkosa gadis itu.
Dan setelah tenaga gadis tersebut habis terkuras maka
dia dapat dengan mudahnya
menyetubuhi gadis tersebut
tanpa perlawanan yang
berarti lagi. Beberapa saat
lamanya jari tengah Ayung mengocok-ngocok liang
vagina Anggraeni sampai
akhirnya badan Anggraeni
terlihat melemah, wajahnya
memerah menahan rasa ngilu
dikemaluannya. Setelah mencabut jari tengah
Ayung dari liang vagina
Anggraeni, Ayung
merapatkan wajahnya
ketubuh Anggraeni tepatnya
dibagian selangkangan Anggraeni. Kini lidahnya yang
mulai bermain, masih dengan
obyek sasaran selangkangan
Anggraeni. Lidah Ayung
mulai menyapu-nyapu gundukan jembut vagina Anggraeni, dijilat-jilatinya
bagian tubuh yang amat
pribadi bagi Anggraeni itu.
“Aaakkhhh….” mulut
Anggraeni menganga
badannya menegang keras ketika lidah Ayung masuk
dan menjilati liang vaginanya. “Ssshhh…eeehhh…
aaahhh….hhhmmmhh….”,
Anggraeni merintih-rintih
tubuhnya menggeliat-geliat
semakin keras akibat lidah
Ayung yang terus menjilat- jilat liang kemaluannya
dengan rakus. Puas menikmati
kemaluan Anggraeni kini
Ayung dengan lidah yang
masih terjulur menyapu
tubuh Anggraeni hingga sampai dibagian dada. Kembali
lidah Ayung bergerilya didua
bukit indah Anggraeni itu,
kali ini dibantu dengan kedua
tangannya yang ikut
meremas-remas keduaaa payudara itu. Dijilat-jilat,
dihisap-hisap, digigit-gigit
kedua payudara indah yang
malang itu oleh mulut Ayung
yang rakus itu hingga
memerah warnanya. Setelah itu serangan berganti sasaran
lagi, kini wajah Ayung telah
sejajar dengan wajah
Anggraeni yang membuang
muka dari tatapan wajah
Ayung. Diraihnya kepala Anggraeni yang masih
mengenakan jilbab itu dan
dipalingkannya wajah
Anggraeni hingga berhadapan
dengan wajahnya.
“Hhhhhmmmm… hhmmmppp”, Anggraeni
gelagapan ketika bibir Ayung
mendarat dibibir Anggraeni. Dengan rakusnya dikulumnya
bibir Anggraeni yang merah
mereka itu. Lama Ayung
menikmati bibir Anggraeni,
dikecup-kecup bibir gadis
cantik itu, dikulum-kulum dengan sesekali memainkan
lidahnya didalam rongga
mulut Anggraeni. Anggraeni
nampak semakin gelagapan
karena kehabisan nafas,
betapa tidak ada sekitas 30 menit lamanya Ayung
mencumbu bibir Anggraeni.
Terkuras sudah tenaga
Anggraeni oleh perlakuan
yang diterimanya, apalagi
Ayung seolah tak mau memberi ruang nafas kepada
Anggraeni. Anggraeni
menghela nafas panjang
ketika Ayung memberi
kecupan terakhir dibibirnya,
setelah itu Ayung berdiri. Nafas Anggraeni mendesah-
desah tak karuan antara nafas
kelelahan dan nafas kengerian
bercampur baur menjadi satu,
keringat ditubuhnya deras
mengucur membasahi tubuh indahnya yang masih harum
mewangi itu. Tubuh telanjang Anggraeni itu
tergeletak lunglai diatas sofa,
dadanya kembang kempis
meraup udara mengisi oksigen
ditubuhnya yang habis
terkuras sementara matanya masih terpejam erat. Ayung
kembali menganbil posisi dan
merapat ketubuh Anggraeni.
Direntangkannya kedua kaki
Anggraeni selebar bahu dan
setelah itu tiba- tiba…..”Aaaaakkkhhhhhhh……..”,
Anggraeni melengking
histeris, matanya yang
terpejam seketika menjadi
terbelalak ketika dirasakan
olehnya sebuah benda keras berotot menusuk lobang vaginanya. Ya, batang penis Ayung yang sedari tadi tegak
gagah mengacung mulai
melakukan penetrasi. Batang
penis itu mulai menunjukkan
kegarangannya di kemaluan
Anggraeni, dengan perlahan- lahan mulai menyusup masuk
keliang vagina Anggraeni.
“Ooooogghhhh…..sss…
ssakkitt…..aaaaakkhhh…” ,Anggraeni
menggeliat-geliat menahan
rasa sakit diselangkangannya. Sebuah mahkota kehormatan
yang selama ini dijaga dan
dirawat secara baik dan akan
dipersembahkan kepada
seseorang pria pilihannya
kelak pada malam pertama setelah menikah ternyata
pada saat ini tengah dikoyak
oleh seseorang yang sama
sekali bukan idaman atau
tambatan hatinya bahkan
tidak dikenalnya. Mata Anggraeni merem melek
mengeiringi geliatan
tubuhnya yang semakin
keras, tapi Anang yang sedari
tadi memegangi tangan
Anggraeni masih cukup kuat untuk mengatasinya. Ayung
yang menindih tubuh
Anggraeni terus berusaha
melesakkan batang
kemaluannya didalam liang
vagina Anggraeni untuk merobek selaput
keperawanannya. Tangan kiri
Ayung memegangi batang
kemaluannya untuk
membantu menekan penisnya
kedalam liang itu dan tangan kanannya menekan pinggul
Anggraeni agar dibagian itu
tidak terlalu banyak
bergerak. Dan akhirnya
mengucurlah darah segar dari
liang kemaluan Anggraeni, pertanda bahwa Ayung
berhasil membobol
keperawanan Anggraeni.
“Aaaaaaahhhh…..”, Anggraeni
mengerang keras airmatanya
kembali mengucur deras dari sudut-sudut matanya,
matanya terbelalak
menengadah kearah langit-
langit kamar yang menjadi
saksi akan hilangnya sebuah
keperawanan dari sang putri cantik itu. Sejenak Ayung membiarkan
batang kemaluannya
terbenam keseluruhannya
didalam liang vagina
Anggraeni, dinikmatinya
kehangatan dinding-dinding liang vagina Anggraeni yang
berdenyut-denyut itu.
“Ohh..nikmat sekali kau….”,
desah Ayung sambil
mengatur posisinya diatas
tubuh Anggraeni kedua tangan Ayung memegangi
pinggang Anggraeni yang
ramping itu. Mulailah
kemudian Ayung menggenjot
tubuh Anggraeni,
dipompanya batang kemaluannya keluar masuk
didalam liang vagina
Anggraeni secara perlahan-
lahan penuh dengan perasaan.
Sambil menyetubuhi
Anggraeni dinikmatinya wajah Anggraeni yang
meringis-ringin serta
tubuhnya yang bergetar,
sejenak kemudian gelora
nafsu Ayungpun semakin
memuncak wajah Anggraeni yang sedemikian rupa
memancing birahi Ayung
untuk lebih agresif. Ayung
mulai mempercepat irama
persetubuhannya atas
Anggraeni “Aaakkhh….oohhh…
ooouuhh…ooohhh…
ooouugghhh. ..” Anggraeni
merintih-rintih seiring dengan
gerakan tubuh Ayung yang
memompa kemaluannya keluar masuk diliang
vaginanya. Gerakannya semakin lama
semakin cepat sampai-sampai
tubuh Anggraeni terbanting-
banting, Ayung pun mulai
merintih-rintih mengiringi
rintihan dan desahan yang keluar dari mulut Anggraeni,
rintihan mereka berdua
bersaut-sautan menggema
didalam ruang itu dan tentu
saja kamera Frans tidak
melewatkan adegan ini. Beberapa menit kemudian
Ayung nampaknya akan
berejakulasi, tubuhnya
menegang keras serta
kepalanya menegadah keatas
dan “CCRROTT….CCCRR CROTT… CCRROOOTT…”, cairan putih
kental kemudian muntah dari
batang penis Ayung mengisi
liang vagina Anggraeni hingga
meluber keluar.
“Aaaahhhhhh….”,Ayung melolong , tubuhnya
mengejan menikmati puncak
kenikmatan yang tiada tara
itu. Entah Anggraeni gadis
yang keberapa yang telah
berhasil dikoyak keperawanannya. Setelah
menyemburkan tetes terakhir
didalam liang vagina
Anggraeni, tubuh Ayung
melemas tinggal nafasnya saja
yang berderu-deru berpacu dengan nafas Anggraeni yang
terdengar bercampur dengan
isak tangisnya. Ayungpun bangkit dari tubuh
Anggraeni, dicabutnya batang
penis dari lobang vagina
Anggraeni. Puas sudah Ayung
melampiaskan nafsu
syahwatnya di tubuh Anggraeni. Entah apa yang
terjadi kemudian, tidak ada
dalam hitungan menit Zola
tiba-tiba telah berdiri
dihadapan tubuh Anggraeni
yang lunglai tergeletak disofa tanpa sehelai pakaianpun
yang melekat ditubuhnya
kecuai jilbabnya yang masih
melilit dikepalanya. Rupanya
dia sudah mengantri sedari
tadi, tubuhnya hitam legam berotot begitupun dengan
batang kemaluannya yang
sudah mengacung dengan
gagahnya. Tanpa memberi
kesempatan buat Anggraeni
untuk beristirahat Zola langsung menindih tubuh
Anggraeni. Dikulumnya bibir
Anggraeni dengan ganas,
sementara itu kedua
tangannya mulai sibuk
meremas-remas kedua payudara gadis yang malang
itu. “Hhhmmm…cup…
mmmpphh…mmmmhh…
cup..cup..mmmphh..”, suara
desahan Anggraeni terdengar
bercampur dengan bunyi kecupan-kecupan yang
berdecak-decak.
“Ooookkhhh…..”, suara
Anggraeni melengking
tubuhnya yang kembali
tersentak akibat liang kemaluannya mulai dijejali
kembali dengan batang
kemaluan yang kali ini milik
Zola. Dalam sekejap tubuh
Anggraeni mulai digenjot,
hentakan demi hentakan dari
gerakan persetubuhan
mengiringi desahan-desahan
lembut yang keluar dari mulut Anggraeni “Ooohhh…
ooohh…eegghh…hhooohhh…
oouuhhh…”. Keringat
mebanjiri kedua tubuh yang
berlainan perasaan itu, dimana
yang satu dengan penuh gairah yang membara terus
melampiaskan birahinya
kepada lawannya sementara
yang satu lagi dengan
perasaan putus asa dan tubuh
lemah, pasrah menerima penetrasi dari sang lawan.
Beberapa menit kemudian
kembali liang vagina
Anggraeni dibanjiri oleh
cairan-cairan sperma yang
meluap hingga membasahi kedua pahanya. Zola
meregang menggelinjang
merasakan butir-butir
kenikmatan menjalar
disekujur tubuhnya,
tubuhnya kemudian melemah lunglai. Tibalah kini giliran si
rambut gondrong, Anang.
Lagi-lagi rintihan-rintihan
Anggraeni mulai menggema
diruangan itu, tubuhnya
kembali diperkosa disetubuhi oleh lelaki yang berumur 40-
an ini. Setengah jam sudah
Anang menyetubuhi
Anggraeni hingga akhirnya
kembali cairan-cairan kental
itu mengisi rongga kemaluan Anggraeni. Anggraeni lemas tubuhnya
dibasahi oleh keringatnya
bercampur dengan keringat-
keringat para lelaki yang
memperkosanya tadi
sementara selangkangannya penuh dengan cairan-cairan
kental hingga kepahanya.
Frans sang kameramen
rupanya tak mau ketinggalan,
dia nampak ingin melakukan
adegan penutup dari filem ini. Setelah menyerahkan
kamerenya kepada Zola
kemudian dia melepaskan
baju yang dikenakannya
hingga telanjang bulat. Tubuh
lelaki yang berkulit kuning langsat itu nampak dipenuhi
dengan hiasan tatto, sebuah
kalung salib emas terlihat
melintang dilehernya.
Wajahnya menyeringai
melihat tubuh Anggraeni yang tergeletak lemah diatas
sofa. “Sekarang giliranku….”,
ujarnya. Anggraeni hanya
bisa menatap Frans dengan
tatapan mata yang sendu.
Lelaki yang juga aktifis partai politik yang lambang
partainya berwarna dasar
ungu ini nampak dengan
gagahnya berdiri dihadapan
tubuh Anggraeni. Dengan sebuah lap yang telah
dibasahi, Anang
membersihkan selangkangan
Anggraeni yang tadinya
penuh dengan cairan-cairan
yang mengental dan kering. “Ok kamera siap bos”, ujar
Zola sambil mengambil posisi
serta mengaktifkan
kameranya. “Silahkan tancap
bos….”, ujar Anang setelah
membersihkan tubuh Anggraeni. Frans mulai action.
Diraihnya tubuh Anggraeni
yang lemah tergeletak di sofa.
“Ayo sayang kita main lagi….
Ini akan menjadi filem yang
hebat”, bisik Frans sambil membopong memindahkan
tubuh Anggraeni kelantai.
Diterlungkupkan tubuh
Anggraeni, setelah itu
diangkatnya pinggang gadis
itu hingga posisinya seperti orang yang sedang bersujud.
Frans mengambil posisi
dibelakang tubuh Anggraeni.
Nafas Anggraeni terdengar
tersengal-sengal tubuhnya
bergetar disaat tangan Frans mengelus-elus punggung
Anggraeni yang halus dan
lembut itu. “Kulitmu halus
sekali dan putih bersih, kau
cantik Anggraeni…., pasti kau
tak mau kalau kupersunting menjadi istriku. Makanya kita
lakukan saja ini seperti suami
istri ya…”, rayu Frans. Kedua tangan Frans kemudian
memegang pinggang
Anggraeni.
“Aaaaaakkkkhhh……..ooouuuuuhhhh…..”,
sekonyong-konyong
Anggraeni melolong keras, tubuhnya yang tadi lemas
bersujud seketika langsung
menegang keras, kepalanya
mendongak keatas disertai
dengan matanya yang
terbelalak. Rupanya Frans mulai melesakkan batang
kemaluannya kedalam anus
Anggraeni. Frans menyodomi
Anggraeni. BLESSSS…dalam
waktu yang relatif singkat
penis Frans tertanam seluruhnya didalam anus
Anggraeni. Setelah itu Frans
mulai dengan gerakan
menyodok-nyodok
kemaluannya didalam anus
Anggraeni. “Oogghh….oohh… aagghh….”, Anggraeni
menjerit-jerit kesakitan
dengan tubuh menggelepar-
gelepar dan mulut yang
menganga sementara Frans
dengan sekuat tenaga terus menyodomi Anggraeni. “Wah
rapet sekali bo’ol kamu
Anggraeni, rasanya
enaaakkk…”, ujar Frans sambil
terus menyodomi Anggraeni. Tubuh Anggraeni semakin
lunglai lemas, keringat dingin
mengucur deras kembali
membasahi tubuhnya. Setelah
puas menyodomi Anggraeni.
Frans mencabut penisnya dan setelah itu langsung
membalikkan tubuh
Anggraeni hingga terlentang.
Frans mengarahkan penisnya
kewajah Anggraeni dan
setelah itu penis Frans yang besar dan perkasa itu
disumpalkan didalam mulut
Anggraeni. “Hhmmmppp…..”,
Anggraeni kembali tersentak
disaat Frans berusaha
melesakkan penisnya didalam rongga mulut Anggraeni.
Namun apa dayanya
tubuhnya telah lemas setelah
sekian kali digenjot rame-
rame. Anggraeni hanya
pasrah disaat kemaluan Frans masuk kedalam mulutnya.
Kedua tangan Frans
memegang erat kepala
Anggraeni yang masih
berjilbab itu, kemudian
digerakkannya kepala Anggraeni naik turun untuk
mengurut-urut batang
penisnya didalam rongga
mulut Anggraeni.
“Waww..lembut sekali
mulutmu, dingin sekali rasanya….aahhh…
nikmaattt…”, desah Frans
yang sangat menikmati
perkosaan itu. Namun tidak demikian
dengan Anggraeni, dengan
nafasnya yang tersengal-
sengal dia terpaksa mengulum
batang kemaluan Frans,
mulutnya terlihat penuh dijejali kemaluan Frans
sampai-sampai kedua pipinya
menggelembung akibat
batang penis Frans yang besar
itu menjejali mulutnya.
“Ooookkhh… haaahhhhkkhh…”,Frans
mengejang keras, wajahnya
menyeringai menengadah
kelangit-langit ruangan itu,
tubuhnya bergetar ketika dia
berejakulasi memuntahkan cairan-cairan sperma didalam
rongga mulut Anggraeni.
“HHmmmppphh…
mmmhhh….”, Anggraeni
berusaha melepaskan diri
namun sia-sia kedua tangan Frans dengan kuatnya
memegang kepala Anggraeni.
CRRROOTT…CCRROOT…batang
penis Frans terus
memuntahkan sperma
didalam mulut Anggraeni mengalir deras membasahi
tenggorokannya hingga
meluber keluar disela-sela
bibir Anggraeni yang masih
disumpal oleh batang
kemaluan Frans. “Aaahhh… nikmat sekali”, Frans
mendesah lega. Dicabutnya batang penisnya
dari mulut Anggraeni,
seketika itu Anggraeni
terbatuk-batuk dan seperti
akan muntah, mulutnya
penuh dengan cairan kental sperma bercampur dengan
airliurnya sendiri sesekali
cairan itu mengalir keluar dari
sela-sela bibirnya membasahi
pipinya. Belum puas seratus
persen, Frans kembali mengambil posisi diatas tubuh
Anggraeni dia akan
menyetubuhi gadis itu.
Ditekuknya kedua kaki
Anggraeni hingga bagian paha
menyentuh dada. “Uuugghh….”, Anggraeni
mendesah pelan, mulutnya
meringis ketika vaginanya
kembali diterobos batang
kemaluan lelaki. Frans mulai
menyetubuhi Anggraeni. Mulut Anggraeni hanya
mengeluarkan desahan-
desahan lemah, tubuhnya
lungalai dan lemas bak
seonggok daging tak
bertulang ketika dia harus terbanting-banting dan
tersodok-sodok akibat
perkosaan yang Enikukan
oleh Frans. Dengan tenaga yang masih
perkasa Frans terus
menyetubuhi Anggraeni
hingga akhirnya berejakulasi
untuk yang kedua kalinya.
Tubuh Frans menggelinjang nikmat menghantar
semburan-semburan sperma
yang kembali memenuhi liang
vagina Anggraeni. Kemudian
kedua tubuh itupun jatuh
lemas tak berdaya, deru nafas mereka berpacu membahana
mengakhiri adegan
pembuatan filem porno itu.
Anggraenipun kemudian tak
sadarkan diri. Rasa puas
didalam diri Frans tak bisa dilukiskan, filem yang
bertemakan pemerkosaan ini
pastilah akan laris manis
karena bintangnya adalah
seorang Juara Harapan Putri
Indonesia. Segera kawanan crew pembuatan filem itu
membereskan peralatan
mereka dan merapikan diri.
Waktu menunjukkan pukul
12 siang, merekapun
meninggalkan ruangan itu dan pergi meninggalkan tubuh
Anggraeni yang masih
tergeletak tak beradaya,
rumah itupun kembali sunyi
sepi.
Posted on:
Views:62
Post Views: 62